Selasa, 27 April 2010

ONE MAN ONE TREE Di Balai Taman Bukit Dua Belas


ONE MAN ONE TREE
Di Balai Taman Bukit Dua Belas
Oleh Syamsul Bahri, SE

Dalam upaya pelestarian lingkungan hidup, terutama kawasan Konservasi Taman Nasional Bukit Dua belas, pemberdayaan masyarakat baik pemahaman akan pentingnya peranan kawasan konservasi, maupun pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar hutan Taman nasional, Balai Taman Nasional Bukit Dua Belas melaklukan pemberdayaan masyarakat dalam bentuk pemberdayaan dan pemahaman masyarakat akan lingkungan hidup dan Taman Nasional melalui kegiatan pembentukan Kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA) yang dilaksanakan 15 Maret 2010 sampai 17 Maret 2010 di Gedung Manggala Agni Wilayah Operasional Muara Tembesi dengan peserta sebanyak 30 orang yang berasal dari tokoh masyarakat sekitar TN Bukit Duabelas Kabupaten Batanghari dan Pelatihan “Kader Konservasi” untuk tokoh masyarakat, Pemuda dan guru di Kecamatan Marosebo Ulu Kabupaten Batanghari, dengan peserta sebanyak 30 orang, di aula kantor camat Marosebo Ulu pada tanggal 16-18 April 2010, dimana masing masing pelatihan memberikan bekal ilmu penyadaran akan bahaya kebakaran hutan dan penyadaran akan fungsi dan peran hutan dalam kehidupan masyarakat modren

Pelatihan Masyarakat Peduli Api (MPA) dan kader Konservasi, merupakan penguatan pengelolaan Taman Nasional bermitra dengan masyarakat sekitar Taman Nasional termasuk kegiatan pemberdayaan ekonomi yang telah dan akan terus dilakukan.


Dalam pelatihan tersebut disamping pemberian materi secara teori dan praktek, juga dilakukan kegiatan “One Man One tree” atau OMOT dengan membagikan bibit pohon buah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat kepada Peserta serta dalam kegiatan lapangan dari Balai TNBD, setuiap tim dihimbau untuk menyumbangkan bibit 50-100 batang bibit ditanam bersama masyarakat di desa yang dikunjungi dan dalam kawasan TNBD

Upaya “One Man One tree” atau OMOT  ala TN Bukit Duabelas ini merupakan bentuk kesadaran rimbawan dan conservationis akan pentingnya upaya pelestarian baik kawasan konservasi maupun diluar kawasan konservasi secara mandiri bekerjasama denfgan masyarakat sekitar TNBD

Hal ini dilakukan karena mengingat suhu bumi yang dirasakan saat ini sudah sangat menghawatirkan, karena banyak orang sudah mengeluh dengan pertanyaan atau pernyataan "Panas banget ya hari ini!” kalimat ini sering kita dengar sebagai sebuah pernyataan masyarakat saat ini, termasuk di jambi, bahkan masyarakat yang tinggal di negeri sejuk seperti masyarakat Kerinci melontarkan kalimat tersebut

Memang kenyataan kondisi saat ini panas di permukaan bumi sudah diluar kebiasaan, data-data yang ada memang menunjukkan planet bumi terus mengalami peningkatan suhu yang mengkhawatirkan dari tahun ke tahun. Selain makin panasnya cuaca di sekitar kita, salah satu indicator dampak dari pemanasan global tersebut adalah makin banyaknya bencana alam dan fenomena-fenomena alam yang cenderung semakin tidak terkendali belakangan ini. Mulai dari banjir, puting beliung, semburan gas, hingga curah hujan yang tidak menentu dari tahun ke tahun, tentunya akan membawa dampak pada ekonomi secara global antara lain kerawanan pangan yang menjurus pada kelaparan masal, musim tanam yang tidak jelas, terganggunya transportasi darat, laut dan udara dan masih banyak dampak negative yang tentunya akan membuat manusia planet ini semakin hari semakin menderita

Sehingga insiatif secara mandiri serta secara swakarsa staf Balai TNBD memberikan bibit dan ditanami bersama dengan masyarakat terutama sekitar rumah masyarakat dan daerah-daerah yang startegis lainnya sesungguhnya wujud dari sebuah kesadaran sebagai conservationis menyikapi tanda-tanda alam yang menunjukkan bahwa planet kita tercinta ini sedang mengalami proses kerusakan yang menuju pada kehancuran! Hal ini terkait langsung dengan isu global yang belakangan ini makin marak dibicarakan oleh masyarakat dunia yaitu Global Warming (Pemanasan Global)


“One Man One tree” atau OMOT  ala TN Bukit Duabelas, terus dilakukan oleh BTNBD bersama masyarakat, dan merupakan bentuk keihklasan dan kesadaran serta bentuk kepedulian ini akan terus di tumbuh kembangkan dalam gerakan “One Man One tree”  secara mandiri dan swakarsa, dan Balai TNBD menyadari bahwa sebuah kesadaran akan bermakna secara bertahap dengan bekerjasama dengan masyarakat