Selasa, 10 Mei 2011

KEBERLANJUTAN INVESTASI PT KERINCI TIRTA ENERGI TERGANTUNG PADA KELESTARIAN TNKS


By Syamsul Bahri,SE (Conservationist dan Dosen STIE-SAK)

Ditengah kontraversi rencana pembangunan Jalan memotong TNKS, Pembangunan PLTA Kerinci oleh PT Bukaka melalui  PT  Kerinci Tirta Energi, sebagai jawaban, bahwa TNKS memiliki nilai ekonomi langsuing dan tidak langsung yang berdimensi ekonomi Jangka Panjang, baik untuk masyarakat, Pemerintah dan Negara, dengan harapan Rencana Pembangunan jalan tersebut lebih berpikir pada azas kelestarian dan azas prioritas, dalam upaya mencegah bencana yang setiap saat akan memiliki kemungklinan besar akan datang apabila rencana tersebut direalisasikan.
 
Mega Poyek Pembangunan PLTA Kerinci Tirta Energi (PT. Kerinci Hydro Power) sebagaimana dikatakan oleh Komisaris Utama PT Bukaka H. M Jusuf Kalla (yang akrab dipanggil dengan JK) akan menghabiskan dana sekitar Rp 4 triliun pada saat peninjau Proyek di Kerinci Dusun Air Malanca Desa Muara Imat Kecamatan Batang Merangin Kabupaten Kerinci tanggal 4 Mei 2001, yang juga dihadiri Gubernur Jambi Drs. H. Hasan Basri Agus, MM (HBA), Bupati Kerinci H. Murasman, dan Ahmad Kala, adik JK yang menjabat sebagai direktur utama perusahaan keluarga yang telah cukup berpengalaman dalam proyek pembangunan PLTA di berbagai daerah di Tanah Air seperti di Poso, Pekanbaru, dan di Danau Maninjau Sumbar.
Memang disadari perencanaan dan design Pembangunan Proyek ini mebutuhkan waktu yang cukup lama, dimulai dari tahun 1981, yang dulunya bernama PLTA Merangin -2, merupakan salah satu proyek yang sangat menjanjikan di Indonesia, baru pada tahun 2005 perencanaan dan design dikaji ulang oleh PT. Kerinci Tirta Energi (PT. KTE),  yang bersifat inovatif, untuk mewujudkan design yang efective, economis, dan aplicative serta diimplementasikan proyeknya pada tahun 2007. Dengan lama proses proyeknya, berbagai tudingan dan opini negatif yang muncul, namun PLTA ini dapat terwujud dengan kapasitas ±180 Mega watt yang merupakan mega proyek, untuk mencukupi kebutuhan aliran listrik dan mengantisipisi krisis listrik di Indonesia terutama untuk Pulau Sumatera, yang merupakan bagian sistem kelistrikan Sumatera yang terinterkoneksi melalui jalur transmisi tinggi 150 KV menuju gardu induk di Bangko
PLTA Kerinci Terta Energi (2x90 MW) tersebut dibangun dengan memanfaatkan arus air Sungai Batang Merangin, yang berasal dari Danau Kerinci berhulu dari berbagai sungai di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh,  yang sumber dari kawasan TNKS, yang selama ini dianggap sebagai penghambat pembangunan bahkan kecenderungan akan dibelah dari berbagai sudut.

Kesinambungan dan keberlanjutan Mega Proyek ini, tentunya memberi pengaruh ekonomi bagi masyarakat, pemerintah Kabupaten/Kota dan Propinsi serta Negara, serta sebagian solusi dan jawaban untuk mengatassi krisis listrik di Indonesia, tidak akan bisa berjalan dengan baik  apabila Negara, pemerintah Kabupaten/kota dan Propinsi yang secara konsisten dan kontinyu untuk mempertahankan debet air danau Kerinci yang mengalir ke Sungai Batang Merangin bekerja sama dengan pihak Investor, Pengelola kawasan dan masyarakat, apabila debet air tidak dapat dipertahankan, tentunya Investasi Rp 4 Trilun oleh PT. Bukaka melalui PT. Kerinci Tirta Energi akan sia-sia, tentunya upaya Pelestarian TNKS, yaitu mempertahankan kelestarian hutan, merahabilitasi /restorasi kawasan hutan TNKS yang rusak, serta kegiatan-kegiatan pertanian yang berbasis konservasi menjadi sesuatu yang sangat penting dan vital dalam mempertahankan keberlangsungan PLTA ini.
Hal ini senada apa yang disampaikan oleh H. M. Yusuf Kala sebagai komisaris utama PT. Bukaka pada acara kunjungan tersebut bahwa untuk dapat memanfaatkan tenaga air yang tersedia saat ini jangan ada masyarakat yang merusak hutan (illegal logging, perambahan, dll).  Bila ini terjadi akan sama dengan apa yang terjadi di Jati Luhur dan beberapa PLTA di Indonesia, pada awal dibangunnya mampu menyediakan pembangkit listrik sebesar 200 MW.  Namun saat ini hanya bisa 50 MW karena adanya pengrusakan hutan disekitar waduk.  Jika hutan disekitar pembangkit tenaga listrik ini dapat terpelihara dengan baik, maka usia pembangkit listrik PLTA PT. Kerinci Tirta Eenegi ini bisa mencapai satu abad," ujarnya.
Bahkan sebagaimana diberitakan melalui “antara news” hari selasa tanggal 10 Mei 2011, dengan judul “Helikopter Bantu Jaga Taman Nasional Kerinci Seblat” http://www.antaranews.com/berita/257937/helikopter-bantu-jaga-tn-kerinci-seblat, bahwa  Perseroan Terbatas (PT) Bukaka menyatakan  akan menyiagakan helikopter di Kerinci untuk patroli udara Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). "Kami nanti akan ditempatkan dan disiagakan unit helikopter di Kerinci untuk digunakan berpatroli membantu pemerintah menjaga keberadaan dan kelestarian TNKS, itu sudah menjadi komitmen kita,`` kata komisaris utama PT Bukaka Jusuf Kalla, di Kerinci.

Mega Proyek ini merupakan Prioyek yang memiliki manfaat ekonomi dan multiflier efek bagi Pemerintah dan masyarakat, selain membuka lapangan kerja yang diperkirakan hamper 100o orang dan diutamakan  Tenaga Kerja Trampil dari lokal, tidak mengganggu lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dapat mengurangi angka kemiskinan.  Hal ini sesuai dengan empat strategi program pembangunan pemerintah yang diterapkan dalam Rencana Pembangunan Menengah Nasional (RPJMN), dan RPJMD Provinsi Jambi dan Kabupaten yang terdiri dari bagaimana mengentaskan kemiskinan, menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, dan memperhatikan masalah lingkungan hidup.
Memang disadari bahwa Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai penuh dengan TNKS memiliki potensi yang sangat besar untuk pemanfaatan jasa lingkungan sebagai PLTA dan Obyek Wisata Alam, tentunya pemanfaatan tersebut dapat terlaksana tidak lepas dari ketersedian air dan sumber air secara berkesinambungan. Ketersediaan dan kesinam-bungan debet air Sungai-Sungai yang mengalir ke Danau Kerinci menjadi indicator dan Kunci utama keberlanjutan investasi di bidang PLTA di wilayah ini, dan potensi tersebut cukup besar dan masih banyak yang belum diolah.
Lokasi pembangunan PT. Kerinci Tirta Eenegi tersebut, akan memberikan dampak ikutan yang sangat positif yaitu menjadi Obyek wisata Alam dan Tirta yang potensial, sehinga tidak hanya akan mendatangkan sumber PAD bagi Kabupaten Kerinci dan Propinsi Jambi, juga akan memberikan multiflier effect terhadap peningkatan Pendapatan masyarakat yang berada di sekitar lokasi, bahkan akan membentuk daerah Petrodolar ke dua di Kabupaten Kerinci setelah Petrodolar Kayu aro dengan komodity pertaniannya.
Dengan pembangunan PT. Kerinci Tirta Eenegi, secara nasional Kerinci  memberikan sumbangan yang cukup significant bagi Negara Indonesia dalam mengatasi krisis listrik dan krisis energi yang bersumber dari BBM Solar sebesar 300 juta liter/tahun (Rp. 1,5 triliyun/tahun), dan secara regional Sumatera memberikan tenaga listrik untuk mendukung aktivitas perdagangan, Industri, jasa dan telekomunikasi di Pulau Sumatera, sekaligus sebagai darah segar untuk peningkatan ekonomi bagi Pulau Sumatera, yang selama ini terkendala dengan keterbatasan tenaga listrik.
Tentunya Pembangunan PLTA tersebut tindak lanjut kerjasama Pemkab Kerinci dengan Pihak Investor tidak hanya berfikir untuk PAD dan peningkatan pendapatan masyarakat melalui multiflier effect, namun diharapkan dalam kesepakatan kerja sama akan mengarah bagaimana peran para pihak untuk ikut secara aktif melestarikan sumber air yaitu kawasan TNKS melalui pengalokasian kegiatan konservasi, karena investasi tidak akan bertahan lama apabila upaya pelestarian TNKS sebagai sumber air dan merupakan modal utama tidak menjadi bagian penting dari kerjasama tersebut.
Dari data dan informasi tersebut, jelas dan nyata fungsi dan peranan TNKS dalam memberikan kontribusi ekologis yang berdimensi ekonomi untuk pembangunan daerah melalui pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam dengan azas pelestarian merupakan sumber PAD yang abadi, dengan konsekwensi upaya pelestarian menjadi bagian penting.
Pameo Kerinci sebagai segumpal tanah surga yang tercampak ke dunia oleh penyair GOZALI BURHAN RIOJA, nampaknya bukan hanya pameo, tetapi sangat tepat sekali dengan kondisi dan potensi Kabupaten Kerinci/Kota Sungai Penuh (sebagai negeri masa depan), sehingga aroma Surga ( Sejuk, Aman, Kenangan, Tentram, dan Indah) Bumi Sakti Alam Kerinci, tidak hanya sebagai penjaga hutan namun hutan akan memberikan kontribusi ekonomi secara langsung dan tidak langsung melalui fungsi ekologis dan hydrologisnya.
Mudah-mudahan PLTA Kerinci Tirta Energi, yang akan beroperasi nantinya melalui interkoneksi Sumatera berjalan dengan baik sesuai harapan kita semua,  Wait and see ?.